Profil Raja Salman dan Wajah Islam Moderen


Wajahnusantaraku.com, Jakarta - Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke Indonesia sangat dinantikan. Terlebih kunjungan yang dimaksudkan sebagai kunjungan balasan atas kedatangan Presiden Joko Widodo ke Kerajaan Arab Saudi pada September 2015 lalu dinilai sangat bersejarah.

Sebagaimana diketahui, kunjungan terakhir Raja Arab Saudi ke Indonesia dilakukan pada tahun 1970 atau 47 tahun yang lalu. Tak heran, kunjungan raja berjuluk Penjaga Dua Kota Suci itu disambut antusias oleh berbagai pihak.

Sekitar pukul 12.30 WIB, pesawat berkelir krem dan putih yang membawa Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Presiden Joko Widodo sendiri, untuk pertama kalinya semenjak mengemban amanah sebagai Presiden Republik Indonesia, menyambut langsung kedatangan Raja Salman selaku tamu negara. Keduanya tampak berjabat tangan dan berbincang hangat sebelum menuju kendaraan yang telah disiapkan di sekitar lokasi.

Penyambutan langsung atas kedatangan Raja Saudi itu sendiri tak berlangsung lama. Presiden beserta rombongan langsung bergegas menuju Istana Kepresidenan Bogor guna mempersiapkan penyambutan kenegaraan.

Untuk diketahui, saat berkunjung ke Arab Saudi tahun 2015 lalu, Kepala Negara juga mendapat perlakuan yang sama dari Raja Salman. Ia dijemput langsung oleh Sang Raja, bahkan hingga ke depan pintu Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Foto Ahok Bersalaman dengan Raja Salman Menjadi Viral di media sosial

Menjalin Kerjasama Lintas Agama 

Tiga Uskup dan para tokoh lintas agama negeri ini akan bertemu dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud. Menurut Sekretaris Eksekutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Siprianus Hormat, tiga Uskup yang akan hadir dalam pertemuan itu adalah Ketua KWI Mgr Ignatius Suharyo, Sekretaris Jenderal KWI Mgr Antonius Subianto Bunyamin OSC, dan Uskup Bogor sekaligus Ketua Komisi Kateketik KWI Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM.

“Menurut info dari Dirjen Bimas Katolik RI, ketiga nama diminta oleh Bapak Presiden melalui Bapak Menteri Agama,” tulis Romo Sipri, dalam pesan balasannya melalui WhatsApp, Kamis, 2/3.

“Apa yang akan dibicarakan dengan Raja Salman, kami sendiri belum tahu,” sambung imam Keuskupan Ruteng itu.

Sementara itu, Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Romo Vincentius Adi Prasojo dalam pesan WhatsApp-nya menambahkan, pertemuan Raja Salman dengan tokoh-tokoh lintas agama, termasuk KWI akan berlangsung di Hotel Raffles, Jl Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 3/3, pukul 14.00 WIB.

Terkait pertemuan antara Raja Salman dengan para tokoh lintas agama, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, seperti dilansir Antara (1/3), mengatakan, topik pembicaraan mengenai bagaimana agama dapat dimanfaatkan menjadi landasan sekaligus tujuan untuk menciptakan peradaban dunia yang penuh kedamaian.

“Upaya kita untuk menanggulangi tindak kekerasan, terorisme, ekstremisme akan lebih kita teguhkan melalui pertemuan itu,” pungkasnya.

Profile Singkat Raja Salman

Salman bin Abdulaziz al Saud lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada 31 Desember 1935. Ia adalah putra ke-25 dari raja sekaligus pendiri Arab Saudi, Abdulaziz al Saud. Salman tumbuh besar bersama saudara -saudaranya di lingkungan Istana Kerajaan Arab Saudi.

Sejak kecil, Salman bin Abdulaziz al Saud terbiasa mendampingi ayahandanya saat menyambut raja- raja atau kepala negara lain di istana. Kendati demikian, ia tidak melupakan pendidikan. Salman menempuh pendidikan di sekolah bagi pangeran di Riyadh.

Salman mempelajari agama dan ilmu pengetahuan modern selama menuntut ilmu di sekolah bagi pangeran. Ia selesai menghapal ayat- ayat suci Alquran pada usia 10 tahun. Salman diajari langsung oleh Syeikh Abdullah Khayat, Imam Besar sekaligus Pendakwah Masjidil Haram.

Di usia remaja, tepatnya 19 tahun, Salman bin Abdulaziz al Saud ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riyadh pada 16 Maret 1954. Satu tahun kemudian, tepatnya 18 April 1955, Salman benar-benar diangkat sebagai Gubernur Riyadh.

Selama lima dekade masa kepemimpinannya, Riyadh berubah dari kota berukuran menengah dengan jumlah populasi 200 ribu orang, menjadi salah satu ibu kota dengan pertumbuhan paling pesat di Dunia Arab. Jumlah populasi Riyadh kini diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta orang.

Salman bin Abdulaziz al Saud menghadapi banyak tantangan dalam mendukung pembangunan dan pertumbuhan di Riyadh. Akan tetapi, ia mampu melawan berbekal kompentensi tinggi untuk mencapai prestasi dan sejumlah inisiatif. Ibu Kota Arab Saudi itu hari ini menjadi salah satu kota terkaya di kawasan sekaligus pusat wisata dan perdagangan.

Riyadh banyak menyaksikan pencapaian besar di bawah kepemimpinan Salman bin Abdulaziz al Saud, terutama dalam proyek infrastruktur. Jalan tol, sekolah, rumah sakit, universitas, museum, stadion olahraga, dan proyek kereta Metro Riyadh adalah bukti utama prestasinya.

Rentetan prestasi tersebut membawanya masuk ke dalam jajaran kabinet sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi pada 2011. Selama masa jabatannya, Kementerian Pertahanan melihat banyak perkembangan di berbagai sektor, terutama pelatihan tentara dan persenjataan. Salman bin Abdulaziz al Saud sukses memimpin salah satu latihan militer terbesar sepanjang sejarah Arab Saudi.

Ia kemudian diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi pada 18 Juni 2012 setelah kakaknya, Nayef bin Abdulaziz al Saud meninggal dunia. Mantan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi itu menderita sejumlah komplikasi penyakit hingga wafat pada usia 78 tahun.

Salman kemudian diangkat sebagai Raja Arab Saudi pada 23 Januari 2015 di usia 79 tahun. Raja Salman bin Abdulaziz al Saud naik takhta setelah kakak tirinya Abdullah bin Abdulaziz al Saud meninggal dunia akibat pneumonia di usia 90 tahun.



Raja Salman Membawa Nuansa Islam Moderen

Saat ini di media sosial ramai dibicarakan prilaku sang Raja Salman sangat berbeda dengan bayangan masyarakat Indonesia kebanyakan karena prilaku sang Raja sangat moderen mengikuti tuntunan zamannya. Berikut ini kutipan yang saya peroleh :

Kunjungan raja Arab saudia Salman ke indonesia  telah membuka penilaian terhadap Islam seperti  :

1. Raja Salman mau bersalaman dengan wanita yang bukan muhrim.

2. Putri Putri Raja Salman tidak berhijab dan tidak diwajibkan berhijab oleh sang Raja.
3. Raja Salman memberikan bantuan bea siswa kpd masyarakat Indonesia tanpa syarat & "non religi" (artinya non muslim juga bisa memperoleh bea siswa).

4. Tulisan "God Bless You" di badan pesawat kerajaan, jadi artinya bahkan Raja Arab pun punya toleransi besar menggunakan bahasa inggris, apalagi GBU dikenal banyak digunakan oleh kaum Nasrani sebagai ucapan salam penutup.

Kunjungan Raja Arab Saudia ke Indonesia memberikan CORAK keber-islam-an yang baik dan memberikan pemahaman Muslim yang moderat.

Moderat (moderate) berasal dari bahasa Latin moderare yang artinya mengurangi atau
mengontrol. Kamus The American Heritage Dictionary of the English Language mendefinisikan moderate sebagai:
*"Not excessive or extreme (tidak berlebihan dalam hal tertentu).*"*

Dengan demikian moderat mengandung makna obyektif dan tidak ekstrim, sehingga definisi akurat Islam Moderat adalah Nilai-nilai islam yang  dibangun atas dasar pola pikir  yang lurus dan pertengahan (I’tidal dan wasath).

Sebagai satu sistem ajaran dan nilai, sepanjang sejarahnya, Islam tidak menafikan kemungkinan mengambil istilah-istilah asing untuk diadopsi menjadi istilah baru dalam khazanah Islam.



Biodata Tokoh

Nama Lengkap: Salman bin Abdulaziz al Saud

Tempat Tanggal Lahir: Riyadh, Arab Saudi, 31 Desember 1935

Nama Istri: Fahda binti Falah bin Sultan al Hithalayn

Nama Anak: Pangeran Fahd bin Salman bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Ahmed bin Salman bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Sultan bin Salman bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Abdulaziz bin Salman bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Faisal bin Salman bin Abdulaziz al Saud

Putri Hassa binti Salman bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Saud bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Mohammed bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Turki bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Khalid bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Nayif bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Bandar bin Abdulaziz al Saud

Pangeran Rakan bin Abdulaziz al Saud

Jenjang Pendidikan:

Sekolah untuk Pangeran Arab Saudi

Jenjang Karier:

Plt Gubernur Riyadh (16 Maret 1954 sampai 18 April 1955)

Gubernur Riyadh (18 April 1955 sampai 5 November 2011)

Menteri Pertahanan Arab Saudi (5 November 2011 sampai 23 Januari 2015)

Raja Arab Saudi (23 Januari 2015 sampai sekarang)

Penghargaan:

Doktor Honoris Causa dari Islamic University Madina

Doktor Honoris Causa dari Waseda University, Jepang

Medali Penghargaan dari Presiden Prancis Jacques Chirac (1985)

Medali Penghargaan dari Raja Maroko Hassan II (1989)

Medali Emas dari Bosnia dan Herzegovina

Lencana PBB, dan lain-lain


Sumber:
Dari berbagai sumber.
www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com

0 Response to "Profil Raja Salman dan Wajah Islam Moderen"

Post a Comment

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.