Prof AS Hikam |
Maka keberagamaan kaum fundamentalis selalu sarat dengan ahistorisme, anakronisme sejarah, dan keterasingan dari masyarakat. Jika ini diteruskan, akan dengan sangat mudah menjadi kaum takfiri. Dan jika disusupi ideologi radikal, maka dengan sangat gampang menjadi takfiri dan jihadi. Jangan berharap kaum fundamentalis ini menyukai atau mengapresiasi filsafat dan seni budaya adiluhung. Humor saja mereka tak pernah bisa menikmati. Hidup menjadi kering dan hampa dari peradaban kemanusiaan, karena fundamentalisme hanya mencintai diri sendiri, bukan orang lain, apalagi yg berbeda.
Hipokrisi kaum fundamentalis juga sangat jelas: ketika sedang moncer, maka mereka kemudian menolak demokrasi karena demokrasi tidak ada dalam Al-Qur'an dan Hadits. Tetapi giliran mereka menghadapi persoalan, misalnya ajaran mereka ditolak masyarakat, maka lalu dengan cepat dan gagah menggunakan dalih hak asasi manusia dan demokrasi. Kelakuan klaum fundamentalis seperti ini bukan hanya di Indonesia saja, tetapi sudah menjadi ciri khas di seluruh dunia.
Itu sebabnya ummat Islam di negeri ini mesti berhati-hati dalam menghadapi fundamentalisme ini. Kecenderungan menggunakan cara berfikir yang berorientasi masa lalu dan reksioner, sangat berpotensi membawa ummat Islam menjadi ummat yang bisanya hanya marah dan membenci. Bukan ummat Islam yang ramah dan mengasihi sesama.
Sumber : Artikel Prof AS Hikam, Penjelan Kaum Fundamentalis.
0 Response to "PENJELASAN AS HIKAM MENGENAI KAUM FUNDAMENTALIS"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.