Wajahnusantaraku.com, Jakarta -Gelar saya di teman-teman masa kecil bertambah lagi menjadi munafik karena pandangan politik saya Pengertian mereka, munafik adalah mereka yang percaya Alquran tetapi melanggar perintah di dalam Alquran sendiri.
Dan perintah itu salah satunya adalah larangan memilih pemimpin kafir.
Ah, kawan.. sungguh nikmat memang ketika kita bermain
sebagai Tuhan. Dengan menempatkan diri pada posisi itu, kita bisa
menghakimi orang dengan semau kita.
Tapi maaf, saya manusia biasa dan bukan Tuhan. Karena itu
saya tidak mau menghakimi kamu, karena hakim sesungguhnya adalah Dia
yang Maha, dia yang mengetahui segala isi dalam pikiran dan hati
manusia.
Jika kamu mengartikan "kafir" adalah mereka yang non
muslim, saya senyum saja. Saya ingin bertanya, "Benarkah kamu muslim ?!"
Karena muslim bukan hanya sekedar identitas. Muslim adalah pencapaian,
karena arti sebenarnya muslim adalah mereka yg berserah diri kepada
Tuhan dengan mengikuti petunjuk Nabi-Nya.
Dan dalam pengertian itu, mengaku muslim saja saya malu.
Karena saya masih suka dunia, saya masih suka mengeluh dan kadang tidak
percaya bahwa dibalik sesuatu yang buruk yang terjadi sekarang, ada
kebaikan di depan saya nantinya.
Dan jika saya munafik karena memilih pemimpin "kafir"
menurutmu, bolehkah saya bertanya? Apakah saya munafik karena memilih
seseorang yang benar-benar bekerja, bukan hanya sibuk cari muka dan
bagi-bagi uang saja ?
Apakah saya munafik karena mempercayai orang yang sedang
berjuang untuk sesuatu yang lebih baik, mengangkat martabat orang yg
tidak seiman dengannya dengan memfasilitasinya bs bepergian ke tanah
suci ?
Apakah saya munafik ketika saya kagum melihat hasil
kerjanya, sungai-sungai bersih, banjir sudah jauh berkurang, tempat
maksiat ditutup dan diganti area publik, hal yang selama puluhan tahun
dibiarkan ?
Apakah saya munafik ketika menaruh harapan pada orang yang
berhasil mencegah kerugian negara triliuan rupiah akibat bengkaknya
anggaran karena dibuat oleh para pencuri ?
Lalu bagaimana dengan kamu.. iya kamu.. yang tahu benar
bahwa ia melakukan itu dan tetap menutup mata akan fakta-fakta itu,
hanya karena ia tidak seiman denganmu? Apakah itu bukan munafik namanya ?
Lalu bagaimana dengan kamu.. ya, itu kamu.. yang tahu bahwa
ia yang kamu bilang penista agama adalah korban dari pelintiran
kata-kata padahal ketika kamu menonton videonya kamu sama sekalu tidak
melihat ia menistakan apa-apa ?
Dia korban fitnah dan kamu mempercayai fitnah yang terus
menuju padanya, sedangkan kamu selalu update status berkata, "Percayalah
kepada pemimpin dimana panah-panah fitnah menuju ke arahnya.."
Apakah kamu.. iya kamu.. kamu itu.. bukan masuk golongan
orang-orang munafik? Saya berkata dengan nurani, kamu teriak dengan
kebencian. Jadi siapa diantara kita yang munafik ?!
Saya hanya memilih pemimpin administrasi, bukan pemimpin
umat. Sudahlah, kita bukan Tuhan, jadi tidak perlu menjadiNya. Yakini
apa yang kamu yakini, tapi jangan hakimi mereka yang tidak sama dengan
apa yang kamu yakini. Mungkin kita beda pandangan tentang konsep
munafik. Oh iya, maaf.
Kamu di bumi datar, saya di bumi bulat. Pantas aja. Kapan
kita minum kopi bersama lagi ? Nanti saya minum kopimu, dan saya beri
cangkirku untuk kamu. Dikunyah ya.. jangan ditelan.. Seruput..
Februari 06, 2017
*Copyright © 2017 Denny Siregar*
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "SAYA ATAU KAMU YANG MUNAFIK"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.