Wajahnusantaraku.com, Jakarta - Toleransi dalam kehidupan berbhineka merupakan simbol
masyarakat yang beradab. Oleh karena itu, peradaban yang sudah terbangun
di Tanah Air jangan sampai dihancurkan tindakan intoleransi yang
diimpor dari luar oleh pihak pihak yang tak mengerti bagaimana membangun
peradaban yang bermartabat.
Pesan itu disampaikan oleh Ahmad Syafii Maarif saat
meresmikan sekolah dan pura dalam lingkungan Perguruan Iskandar Muda,
Sumatera Utara. Peresmian sekolah yang mengajar kan dan mewujudkan toleransi dan
keberagaman itu dan di hadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir
Effendi.
Menurut Syafii, pendirian pura di sekolah, menyusul masjid,
gereja dan wihara yang sudah didirikan sebelumnya di perguruan
tersebut, merupakan fakta terwujudnya toleransi dan keberagaman.
"Toleransi itu sebelumnya telah terwujud sejak jaman Majapahit. Mpu Tantular, penulis Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa, adalah penganut Budha aliran Tantrayana. Meski demikian, ia diterima Kerajaan Majapahit yang menganut Hindu.
Namun, sat ini, ada pihak-pihak yang memonopoli kebenaran dan merasa masuk surga sendiri," ujar nya.-
Padahal, kata Syafii, orang tak berimanpun berhak hidup di planet Bumi ini. "Jika Allah menghendaki, akan berimanlah seluruh masyarakat. Memaksa orang menjadi beriman itu bukan tanggungjawabmu. Namun, itu dipahami berbeda oleh orang-orang yang berwawasan pendek," kata Syafii.
Padahal, kata Syafii, orang tak berimanpun berhak hidup di planet Bumi ini. "Jika Allah menghendaki, akan berimanlah seluruh masyarakat. Memaksa orang menjadi beriman itu bukan tanggungjawabmu. Namun, itu dipahami berbeda oleh orang-orang yang berwawasan pendek," kata Syafii.
Semua orang yang berakal sehat selalu akan membawa kepingan
surga ke muka bumi dengan sikap hidup toleran, lebih reflektif dan
kontemplatif untuk menjaga pluralisme. "Tanpa itu, hidup di muka bumi,
akan sangat menyengsarakan karena membawa neraka ke bumi," tuturnya.
Meskipun diserang karena pandangannya itu, Syafii mengaku
tak mempermasalahkan karena semata-mata ia menyatakan kebenaran. Syafii
juga tak merasa sendirian jika ia diserang akibat pandangannya. "Mari
lah menjadi pencari kebenaran. Mereka yang mencari kebenaran pasti jiwa
dan dadanya lapang, dan pikirannya jernih," ujarnya.
Sumber : Ahmad Syafii Maarif
Ulama, pendidik, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.-
0 Response to "Toleransi Simbol Masyarakat Beradab"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.