WAJAHNUSANTARAKU.COM, Jakarta - PEWARNA(Persatuan Wartawan Nasrani) dan RPK 96.3 FM setiap senin pagi jam 9.00 menyelenggarakan program OBSESI (Obrolan Sehat Berisi) pada Senin (17/06/2019) dengan Topik Pancasila Pemersatu Bangsa. Acara yang dipandu oleh Jurnalis PEWARNA Thony Ermando dan Junyor Nainggolan menghadirkan Firman Djaya Daeli mantan anggota DPR RI Komisi Politik dan Hukum selama dua periode dan Dandy Capriyanto SH., MH. pengamat hukum dan kebangsaan.
Mengawali pengantarnya Firman Djaya Daeli mengatakan "Pancasila tidak akan runtuh tiga puluh tahun lagi, seperti diperkirakan banyak orang karena DNA Indonesia sesungguhnya membangun optimisme dan pengharapan dari segi budaya, sosial politik dan sejarah pergerakan perjuangan kemerdekaan masyarakat Indonesia semakin menunjukkan bahwa sesungguhnya indonesia dapat hidup bersamaan dengan semangat gotong royong." Firman melanjutkan
“Kalau kita lacak betul proses berbangsa dan bermasyarakat beberbagai elemen bermasyarakat dan berbangsa yang tumbuh dan berkembang diatas realitas kepelbagaian budaya sebagai modal sosial kemerdekaan Indonesia. Paska kemerdekaan semakin mempersatukan Indonesia,” Demikian diungkapkan Firman Djaya Daeli mantan komisi politik dan hukum DPR RI selama dua periode dalam acara Obrolan Sehat dan Berisi (OBSESI) di Radio RPK 96.3 FM yang terselenggara atas kerjasama Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) dan Radio RPK Senin(17/06/2019).
Bahwa memang ada ancaman terhadap Pancasila sesungguhnya bukan hanya Pancasila yang terancam tetapi ancaman terhadap Indonesia Raya terhdap Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah kita dimerdekakan oleh para pendiri bangsa yang telah diproklamasikan oleh Bung Soekarno dan Bung Hatta dan sejak awal juga sudah dideklarasikan sebuah bangsa baik melalui kebangkitan nasional, sumpah pemuda, proklamasi dan seterusnya maka kalaupun ada ancaman sesungguhnya itu dari kelompok kecil yang tidak merepresentasikan mewakili budaya Indonesia.
Sebab budaya Indonesia sangat menghargai kepelbagaian budaya tidak menempatkan orang secara diskriminatif walaupun berbeda tidak dibedabedakan secara diskriminatif walaupun berbeda tidak menjadi alasan pembenar untuk berbuat diskriminatif walaupun ada ancaman kita yakin betul bahwa Indonesia akan maju terus tumbuh dengan idiologi Pancasila dengan etos dan semangat bhineka tunggal ika. “Masalahnya sekarang sejauhmana kita membumikan Pancasila menarasikan Pancasila, menyelenggarakan nilai nilai Pancasila secara utuh menyeluruh dan melengkapi itulah jawabannya obat mujarab dan efektif terhadap serangan serangan langsung maupun tidak langsung dari kelompok kecil yang tidak menghargai Indonesia raya, tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diperjungkan dipelihara dirawat betul oleh kita bersama untuk menempatkan ulang idiologi Pancasila sebagai pemersatu bangsa inilah satu satunya idiologi satu satunya falsafah kehidupan berbangsa bernegara untuk membangun persatuan,” tutur pria kelahiran Gunung Sitoli, Nias.
Firman Djaya Daeli menjawab hasil riset Setara Institute yang menyebutkan banyaknya Perguruan Tinggi Negri yang telah terpapar idiologi radikal menyatakan “Membumikan Pancasila secara menyeluruh dengan tindakan dan pencegahan pada pelakunya oknum oknum Aparatur Sipil Negara yang terpapar mulai dari oknum dosen, oknum guru yang terpapar idiologi radikal. Sesungguhnya elit elit di dunia pendidikan, elit politik harus memberikan keteladanan nilai nilai dari butir butir sila yang ada pada Pancasila.”
Senada dengan itu Dandy Capriyanto SH., MH sebagai Pengamat/Pemerhati Kebangsaan menyampaikan pendapatnya. “Bangsa Indonesia merupakan negara yang multikultural yang mana terdapat banyak sekali agama,ras, budaya, maupun suku. Hal tersebut menjadikan tantangan untuk masyarakat Indonesia dalam menjaga kerukunan antar bangsa karena banyak nya perbedaan menjadikan banyak problematika perbedaan pendapat dalam masyarakat, dan harus menjunjung Bhinneka Tunggal Ika . Perbedaan pendapat pernah terjadi pada saat proses pelaksanaan perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Dan yang menjadikan perdebatan dan usia aktualnya yaitu Pancasila pertama yang berbunyi : “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, dan perdebatan ini hingga sekarang masih tetap menjadi wacana kebangsaan kita dan mungkin selama sudah menjadi resiko bernegara dalam tatanan multikultural.
Lebih jauh, kata Dandy (begitu akrab dipanggil) adapun upaya agar masyarakat Indonesia menghargai Bhinneka-Tunggal-Ika.
MelaluiPancasila sebagai salah satu alat pemersatu bangsa dari perpecahan maupun perbedaan, konflik yang terjadi ditengah lapisan masyarakat, dengan cara masyarakat Indonesia harus mampu menjiwai secara mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta mengetahui fungsi dan kedudukan Pancasila sangat luas.
MelaluiPancasila sebagai salah satu alat pemersatu bangsa dari perpecahan maupun perbedaan, konflik yang terjadi ditengah lapisan masyarakat, dengan cara masyarakat Indonesia harus mampu menjiwai secara mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta mengetahui fungsi dan kedudukan Pancasila sangat luas.
Adapun fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai pemersatu bangsa sebagai berikut pertama; Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia; kedua Pancasila sebagai Keperibadian Bangsa Indonesia; ketiga Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesi dan terakhir, Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia.
0 Response to "PANCASILA PEMERSATU BANGSA"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.