Suhardi Alius : Semua Sel Radikalisme Sudah Menyusup Kampus


WAJAHNUSANTARAKU.COM, Bandung -  Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Drs. Suhardi Alius, M.H.,  saat menyampaikan kuliah umum di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Kota Bandung, Sabtu (10/2), seperti dikutip dari Antara. Mengatakan "Jadi semua sel-sel (paham radikalisme) itu sudah masuk tapi tingkatannya berbeda," ujar Kepala BNPT, Mantan Kapolda Jabar  Komjen Pol Suhardi Alius.

Suhardi menyebut infiltrasi itu juga diduga dilakukan oleh staf pengajar atau dosen kepada mahasiswanya.  BNPT sendiri sudah mulai memetakan sejumlah dosen atau tenaga pengajar yang diduga memiliki paham radikalisme.

Ia pun meminta Kemenristekdikti maupun Kemendikbud untuk melakukan rekrutmen pengajar atau dosen secara ketat sebagai antisipasi penyusupan paham-paham radikalisme.

"Saya punya tanggung jawab moral untuk menjaga betul tingkat pendidikan kita jangan sampai disusupi hal-hal yang tidak baik," tukasnya.

Suhardi menyebut penyusupan paham radikalisme sangat mudah penyebar di lembaga pendidikan, hal ini berkaitan erat dengan semakin mudahnya akses teknologi komunikasi digital.

"Kemudian dengan teknologi informasi digital itu menyebar dengan cepat, sangat sulit memonitornya. Kalau dulu kita gampang secara fisik memonitor kalau sekarang orang diem yang dibukanya konten-konten semacam itu," tegasnya.

Untuk mendeteksi hal itu, kata dia, diperlukannya kerja sama berbagai pihak baik kalangan kampus maupun mahasiswa dengan menginformasikan aktivitas yang dianggap mencurigakan.
 Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk menjadi pemimpin serta penentu masa depan bangsa Indonesia, sehingga dibutuhkan jiwa berkepemimpinan dan wawasan tinggi. 

Kuliah umum yang diberikan Kepala BNPT bertema tentang “Resonansi Kebangsaan dan Pencegahan Radikalisme” diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya Ganesa Bandung pada Sabtu (10/2/2018). Dihadiri 4500  Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dalam paparannya Suhardi Alius, mengapresiasi peran serta mahasiswa saat ini yang mempunyai idealisme tinggi dan mengingatkan untuk tetap konsisten terhadap idealismenya di masa depan.


"Kita bisa mengidentifikasi kelompok yang memisahkan diri, bikin kelompok ekslusif dan tidak boleh dimasuki orang lain selain golongannya. Kan mudah mendeteksinya tinggal identifikasi," paparnya.

Di tempat yang sama, Rektor ITB, Kadarsah Suryadi mengatakan, pencegahan penyusupan paham radikalisme ke kampusnya telah dilakukan dengan berbagai cara.

Mahasiswa yang baru masuk dilantik untuk cinta NKRI juga diberikan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, dan dilantik untuk tetap setia pada NKRI. Hal tersebut juga berlaku juga bagi dosen pengajar.

Apabila mereka melanggar nilai-nilai kebangsaan maka ITB melalui komisi disiplin akan memberikan sanksi. Adapun sanksi yang paling berat yakni dikeluarkan dari kampus.

"Kita punya kode etik dosen, kita jaga itu. Kita punya komisi kedisiplinan untuk mahasiswa, semua kita jaga. Mereka (dosen) juga dilantik ada janji seperti mahasiswa setia pada NKRI, Pancasila, Undang-undang. Sanksinya sama dikeluarkan apabila menganggar kode etik," katanya.

Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk menjadi pemimpin serta penentu masa depan bangsa Indonesia, sehingga dibutuhkan jiwa berkepemimpinan dan wawasan tinggi. 

 Dalam paparannya mantan  Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional, mengapresiasi peran serta mahasiswa saat ini yang mempunyai idealisme tinggi dan mengingatkan untuk tetap konsisten terhadap idealismenya di masa depan.

Sumber : website BNPT dan Antara.

0 Response to "Suhardi Alius : Semua Sel Radikalisme Sudah Menyusup Kampus"

Post a Comment

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.