AA MARAMIS DAN AMNESIA SEJARAH INDONESIA

WAJAHNUSANTARAKU.COM, JAKARTA-Pertengahan thn 1976.di kantor Kepresidenan Bina Graha Jakarta, Presiden Soeharto sedang duduk berhadap hadapan dengan 2 orang tamunya sepasang suami isteri tua yang baru beberapa hari sebelumnya kembali ke Indonesia dari Laussane (Lugano) Swiss. Sang suami yang sudah mulai pikun bertanya dalam bahasa Belanda kepada Presiden Soeharto, " Wie bent U ?" (Siapa Anda?). Sang istri cepat2 menukas, " Alex dat is onze President " ( Alex beliau Presiden kita).

Pak Harto cuma tertawa...! Tak heran pasangan tua itu sudah bertahun tahun hidup sendiri di Swiss sampai kemudian Presiden mengirim team utk menjemput mereka pulang ke Indonesia. Sang suami seorang Minahasa dan sang istri seorang keturunan Belanda. Sang suami adalah seorang pejuang, mantan menteri Keuangan pertama RI, mantan Menteri Luar negeri dan duta besar di Filipina, Jerman Barat, Uni Soviet dan Finlandia serta seorang tokoh perancang konstitusi dan perumus Piagam Jakarta yang berisi uraian tentang Pancasila!!.  Baca PIAGAM JAKARTA.

AA Maramis dan Latuharry adalah dua pejuang yang gigih menolak 7 kata pada pada sila pertama Pancasila "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
Keputusan dihapuskannya kata "syariat Islam" memang belum memuaskan sebagian umat Islam. Sebagian kelompok masih berjuang untuk mengembalikan tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu.

Mengutip buku Pancasila 1 Juni dan Syariat Islam, ada kelompok yang kemudian mengekspresikannya dengan bentuk pemberontakan bersenjata. Misalnya, pemberontakan yang dilakukan kelompok DI/TII/NII. Baca Disini  Demikian juga dengan kehadiran HTI dengan propaganda anti Pancasila, dan terindikasi ada beberapa ormas lagi yang berjuang untuk mendirikan Negara Khilafah.

Sayang dia menjadi tokoh yang terlupakan dan belum diangkat menjadi Pahlawan Nasional...tapi " Beter laat dan nooit " (lebih baik terlambat darirpada tidak samasekali). Tokoh yang dimaksud itu adalah Meester in de Rechten (Mr) ALEXANDER ANDRIES MARAMIS.

Beberapa waktu yang lalu saya menanyakan para mahasiswa/i apakah pernah mendengar nama AA Maramis mereka mengatakan tidak, sangat disayangkan rupanya para generasi muda kita sudah terserang penyakit amnesia sejarah para pejuang proklamasi, apakah mereka salah jawabannya adalah tidak karena dunia pendidikan tidak memberikan muatan pada pikiran mereka. AA Maramis dan Latuharhary adalah para pejuang yang mempersatukan Indonesia Bagian Timur yang masyarakatnya beragama Kristiani dan Indonesia Bagian Barat yang mayoritasnya beragama Muslim,  masalah mayoritas dan minoritas sudah tuntas disini, mayorita di Indonesia bagian barat memang betul, tapi di bagian timur tidak, seandainya ini terus digoyang goyang dipolitisir maka tidak ada yang bisa membantah bahwa fakta pembagian wilayah sudah pernah dicoba menjadi RIS{Republik Indonesia Serikat}, tapi tidak bertahan lama walaupun bisa terulang lagi.

Seandainya masyarakat kita sadar akan kesepakatan yang sudah dibuat para pejuang kemerdekaan kita persoalan beragama sudah selesai, perhatikan pada awal pembentukan kabinet di era Soekarno tidak ada kementrian  agama, karena agama pada hakekatnya masalah pribadi, private antara manusia dan penciptanya, semua diserahkan pada individu masing masing warga negara,  maka hari ini apapun alasannya termasuk menggoreng agama kedalam politik pengerahan massa tidak akan laku dijual dan politik identitas sudah masuk museum.

 

0 Response to "AA MARAMIS DAN AMNESIA SEJARAH INDONESIA"

Post a Comment

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.