Wajahnusantaraku.com, Jakarta - Ditengah situasi
keberagaman yang mulai di goyah dengan kembali mempertanyakan azas
Pancasila oleh kelompok tertentu dengan dasar agama yang sebenarnya sudah
tuntas pada tahun 1945. Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) kembali
mengingatkan Pancasila sebagai ideologi
negara yang sah berdasarkan UUD 1945 pada Dies Natalis yang ke 53 mengambil
tema “Kekristenan dan Keindonesiaan”.
Seminar nasional
ini menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka
dalam bidang hukum, seperti Dirjen Peraturan Perundang-undangan yang mewakili
Menkumham, Prof Widodo, Tenaga Ahli Utama Deputi V KSP, Dr. Asep R. Fajar,
serta Rektor UKI, Dr. Maruarar Siahaan. Tampak juga hadir Dr. Bernard
Nainggolan Ketua Yayasan Komunikasi Indonesia. Gomar Gultom sekretaris umum
Persekutuan Gereja Indonesia dan banyak para tokoh nasional lainnya.
Pada acara DIES NATALIS yang ke 53 ini, PIKI juga mengadakan ibadah Syukur dan kotbah oleh Prof. Dr. (H.C) John A. Titaley, Th.D. dan diakhiri seremoni
perayaan ulang tahun, yang berlangsung di Graha William Suryadjaja, Fakultas
Kedokteran UKI, Jakarta, Senin (19/12). Seminar Nasional yang berlangsung
setengah hari ini menarik karena yang
dibahas terkait dengan masalah-masalah keindonesiaan.
Maraknya ke permukaan akhir-akhir ini yang banyak disorot
adalah berkaitan dengan intoleransi sudah menjadi perhatian serius dari semua
anak bangsa dalam rangka mempertahankan dan melestarikan NKRI. “Indonesia itu
adalah rumah untuk semua, termasuk kita umat Kristen, akan tetapi kita juga
merasa ada hal-hal yang sedang terjadi
akhir-akhir ini yang sepertinya menggoyahkan keyakinan kita bahwa Indonesia
menjadi rumah bersama. Untuk itu kita perlu menyatakan sikap dan perlu
menegaskan dan meneguhkan apa yang kita maksud dengan Keindonesiaan dan
Kekeristenan itu?” tutur Ir Baktinendra
Prawiro MBA. kepada wartawan disela-sela
kegiatan.
Ketua Umum PIKI ini menegaskan bahwa kekeristenan juga
bagian dari sejarah terbentuknya Indonesia. “Banyak tokoh-tokoh Kristen pada
jamannya ikut membangun Indonesia dan terlihat dalam fakta sejarah,” tegasnya
dalam sambutannya. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat strategis UKI
seperti Dekan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Hukum.
Ketika ditanya soal sikap PIKI dalam menghadapi isu
keberagaman yang marak terjadi di Indonesia, Baktinendra menjawab bahwa PIKI
akan terus berbicara kepada pemerintah mengenai masalah-masalah ini, sekaligus
mengajak masyarakat untuk menyikapi demokrasi secara matang.
“Kita tetap akan konsisten agar jangan merubah Indonesia,
karena kalau merubah NKRI ini nanti kita merasakan bahwa Indonesia bukan lagi sebagai
rumah kita bersama,” ungkapnya mengingatkan.
Baktinendra juga mengingatkan agar Undang Undang Dasar 1945
agar tidak ditafsirkan secara bebas dengan sendiri. Karena jika hal tersebut
dibiarkan, maka akan memperkeruh suasana dan mengancam Persatuan Indonesia.“UUD
45 harus menjiwai semua peraturan hukum Indonesia dan tidak boleh tumbang
tindih. Saya kira ini terpenting untuk
masa depan Indonesia,” pungkasnya.
0 Response to "DIES NATALIS PIKI ke 53, Kekristenan dan Keindonesian"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.