Nasionalisme Menurun Pancasila Terpinggirkan

Dari Kanan: Pdt. Frans Ansanay M.Th, Dr. Partogi Samosir, Prof. Dr. Marthen Napang SH, Yosua Praditya SE. M.Si (Han), Daniel Tanamal
Wajahnusantaraku.com, Jakarta - Besarnya pengaruh globalisasi dunia tidak hanya berpengaruh pada perekonomian suatu bangsa melainkan mempengaruhi dan menekan jiwa nasionlisme warga negara pada suatu bangsa, masalah dwi warga negara dan faham radikalisme yang berdampak pada Indonesia.     
Indonesia harus  menempatkan nasionalismenya terdepan atau dikedepankan untuk kepentingan negara, demikian disampaikan Prof Dr Marthin Napang pada diskusi Pewarna Indonesia dengan tema: Nasionalisme Ditengah Regionalisme dan Internasinalisme di Grha Oikumene PGI Jalan Salemba Raya, Jumat (2/10/201). Sementara Frans Ansanay yang juga pembicara lainnya menyatakan bahwa Papua tetap diperjuangkan dalam bingkai NKRI.

Partogi Samosir meminta agar Indonesia tidak selalu mengagungkan Amerika karena tidak sama dengan yang terjadi. “Jangan korban film Holywood, kita harus sadar bahwa Indonesia jauh lebih penting,” ungkap Drektur PBB Departemen Luar Negeri.

Menarik paparan dari Yosua Praditya dari Vox Point yang menyoroti pengaruh dari radikalisme di media massa. Derasnya paham yang dalam beberapa tahun dari dua menjadi ribuan, ini dianggap mengkuatirkan. “Saya kira bahwa saat ini telah ada pemerosotan terhadap Pancasila dimana anak muda menjadi korban. Mereka tidak lagi melihat upacara itu penting. Pancasila tidak lagi menarik diucapkan,” paparnya.
Pada sesi tanya jawab, beberapa penanya mencermati masalah Papua khususnya kelompok yang ingin merdeka,  Aceh dengan kasus Singkil dan daerah lainnya yang selama ini sangat disorot. Frans Ansanay memaparkan bagaimana sejarah panjang Papua dalam bingkai NKRI. “Sepanjang resolusi 204 di PBB tidak digugat tidak akan bisa merdeka,” paparnya.

Diskusi ini diselenggarakan dalam rangka Ucapan Syukur Pelantikan DPP Pewarna Indonesia Periode 2016-2019 yang didoakan oleh tiga aras Gereja Pdt Gomar Gultom (PGI), Pdt Dr Ronny Mandang(PGLII) dan Pdt Jason Joram Balompapueng (PGPI).
Pada kesempatan itu advokat senior Jahmada Girsang SHm MHm CLA pensehat hukum PEWARNA (Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia)  memproklamirkan telah  membentuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) bagi anggotanya yang terjerat masalah hukum pidana yang dipimpin oleh  advokat Jahmada Girsang, SH,MH , CLA(Thony) 

5 Responses to "Nasionalisme Menurun Pancasila Terpinggirkan"

  1. Saya semakin semangat berkunjung ke website ini, terimakasih sudah memberikan informasi yang bermanfaat. Jangan lupa kunjungan balik ke website saya.

    ReplyDelete
  2. Sebentar saja menyempatkan waktu berkunjung ke website ini untuk mencari informasi terbaru. Jangan lupa kunjungan baliknya ke website saya.

    ReplyDelete
  3. Saya suka dengan artikel Anda ini, sangat mudah dipahami. Mudah-mudahan saya juga bisa seperti ini nanti. Jangan lupa kunjungan baliknya..

    ReplyDelete
  4. Inti pesan dari artikel ini sangat mudah dipahami karena susunan kata-katanya sangat rapi dan jelas. Jangan lupa berkunjung juga ke website kami..

    ReplyDelete
  5. Artikel ini sangat membantu sekali, terimakasih banyak. Jangan lupa juga kunjungi website saya.

    ReplyDelete

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.