Wartanusantaraku.com Ditengah hiruk pikut Pilpres Masyarakat terhentak pemberitaan berbagai Media online. Kompasonline, Okezone, Vivanews dll Satu
lagi kejadian yang tak bermoral dari para bajingan bersorban,
terbungkus jubah putih, dan berikon Islam mengotori negeri ini dengan
kelakuan brutal. Perbuatan yang sangat layak disebut sebagai ukah kaum
yang tak beragama dan sama persis tindakan Setan tersebut, terjadi
Jogyakarta.
Kepala
Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Kombes.Pol. Agus Rianto di Mabes
Polri, hasil investigasi sementara, pelaku penyerangan disuruh seseorang
tokoh agama atau Ustadz di tempat tersebut atas nama JUT.
Rumah Direktur Penerbitan Galang Press Julius Felicianus diserang dan dirusak oleh sekelompok orang yang diduga Front Pembela Islam (FPI), Kamis (29/5/2014) malam. Penyerangan terjadi ketika doa rosario.
Umat atau umat Katolik sementara melakukan ibadah peringatan Hari Kenaikan Isa Almasih, di rumah Julianus Felicianus (54 thn), kompleks
perumahan STIE YKPN Nomor 07 Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo,
Kecamatan Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekitar pukul 20.30, segerombolan orang bergamis dengan mengendarai motor mendatangi rumah tersebut. Mereka
langsung melempari rumah dengan batu, merusak motor milik jemaat yang
terparkir di depan rumah, dan memaksa untuk masuk ke dalam rumah dan
bermaksud untuk membubarkan kegiatan doa.
Menurut Julius, anak saya telepon kalau rumah diserang. Lalu saya bersama tiga teman langsung meluncur ke rumah; saat
penyerangan terjadi, masih berada di kantor Galang Press. Sesampai di
rumah, Julius mendapai suasana sudah sepi. Namun, beberapa sepeda motor
yang diparkir di halaman rumahnya terlihat berjatuhan dan rusak. Selain
itu, kaca rumahnya pecah, dan ada batu berserakan. Namun, beberapa saat
kemudian, belasan orang mengendarai sepeda motor kembali datang.
Sebagian dari orang-orang itu mengenakan jubah.
Mereka
mengobrak-abrik motor-motor jemaat sehingga membuat motor-motor
tersebut rusak. Pemukulan juga terjadi terhadap para peserta kegiatan
doa di rumahnya. Ibu-ibu juga ada yang dipukuli. Total ada 7 korban,
salah satunya wartawan.
Begitu tahu ada Julius di situ,
sekelompok orang tersebut langsung memukuli dia, bahkan menjatuhkan pot
bunga ke kepalanya, dan memukul bahu saya dengan besi, bahkan ada pula
yang disetrum.



Akibat
penyerangan tersebut, Julius dan beberapa warga jemaat mengalami luka
serius karena dipukuli dengan besi dan dilempar pot. Saat ini, mereka
sedang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih.
Soal alasan penyerangan, Julius mengaku
tak bisa memperkirakannya. Dia merasa tak punya masalah dengan siapa
pun. Menurut dia, selama ini warga di sekitar rumahnya juga tak
mempermasalahkan kegiatan doa bersama di rumahnya. “Tidak tahu apa
alasannya, tetapi saya mengenali beberapa pelaku penyerangan,” kata
Julius. Saat ini, kasus tersebut sudah ditangani kepolisian. Para saksi
sudah dimintai keterangan.


Keterangan Polisi:
Polisi dari Polda DIY berhasil menangkap
salah satu pelaku penyerangan dan masih mengejar yang lain. Menurut
juru bicara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Ajun Komisaris Anny
Pudjiastuti, “Ada beberapa pelaku yang sudah teridentifikasi, tersangka
yang ditangkap berinisial Q (yang juga tetangga korban). Adapun dua
pelaku yang masih buron yakni B dan A. Pelaku juga mengaku bahwa ia (dan
para penyerang) diperintah oleh Ustad JU. Polisi belum mau menduga-duga
motif penyerangan itu dengan alasan pemeriksaan sedang dilakukan. Ini
negara hukum, akan kami proses sesuai undang-undang.”
Kepala Satuan Reserse Kriminal
Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Alaal Prasetyo juga tak mau
menjelaskan dengan detail ihwal pelaku yang sudah ditangkap. Masih
penyelidikan. Memang sudah ada yang ditangkap.
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag
Penum) Kombes.Pol. Agus Rianto di Mabes Polri, hasil investigasi
sementara, pelaku penyerangan disuruh seseorang tokoh agama atau Ustadz
di tempat tersebut atas nama JUT. Walaupun pelaku menyebut bahwa
seseorang telah memerintahkan (tindakan pengrusakan dan penganiayaan),
tapi itu perlu pembuktian.
Insiden itu terjadi ketika para jemaat
tengah berdo’a bersama di kediaman Julius. Pada saat para jemaat sedang
melakukan koor atau paduan suara, tiba-tiba sekelompok orang yang
berjumlah sekitar delapan orang datang dan melakukan pengeruasakan
terjadap sejumlah kendaraan yang terparkir di kediaman Julius itu.
Kemudan setelah merusak dan menganiaya
sejumlah peserta ibadah itu, para pelaku sempat meninggalkan lokasi.
Tapi kembali lagi dengan jumlah lebih besar, semula delapan orang, kedua
menjadi 15 orang.
Dalam insiden ini, para pelaku telah
merusak sejumlah kendaraan yang parkir di sekitar lokasi kediaman
Julius, selain itu para pelaku juga telah melempari kaca rumah Julius
dengan baru, merusak pot-pot bunga, bahkan sempat menganiaya beberapa
orang peserta ibadah. Beberapa korban yang mengalami luka, Wagimin,
Nurwahid dirawat di Rumah Sakit, tiga orang lainnya mengalami luka
terkena lemparan batu dan benda lain yang ada di Tempat Kejadian Perkara
(TKP).
Berkaitan insiden tesebut, seluruh pihak
agar dapat memonitor serta menjaga emosi satu sama lain agar tidak
terpancing dengan isu-isu yang tengah beredar di lokasi kejadian;
kejadian ini tidak berhubungan dengan persoalan agama manapun, melainkan
masalah pribadi yang saat ini tengah ditangani Poda DIY dan Polres
Sleman.
Tim Sukses Jokowi-JK Jendral(Purn) Luhut Panjaitan dan Mantan Menteri
Agama Alwi Shihab di era Gus Dur ketika ditanyakan salah seorang peserta
pemimpin salah satu aras gereja mengatakan bahwa kelompok puritan di
Indonesia memang ada kelompok ini di jelaskan oleh Alwi Shihab menganut
paham Ibnu Tainia yang terkenal pada abad 12, paham ini berkaitan dengan
kondisi timur tengah pada waktu itu jelas berbeda dengan situasi di
abad moderen dewasa ini ujarnya.
Paham ini menurut Alwi Shihab menganut paham pemurnian agama, agama yang
tidak sealiran harus diperangi, puritan bisa jadi puritanisme,
fanatisme dan terakhir radikalisme kita harus menolak aliran ini karena
negara ini berideologikan pancasila pluralisme harus dijaga, hubungan
antar umat beragama secara damai dan hormonis harus dipertahankan
pungkasnya.
Sumber : Dari Berbagai Sumber
www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com www.wajahnusantaraku.com
Catatan Admin : Komentar untuk kasus ini cukup banyak sekali.. khususnya agar Pemerintah bertindak tegas terhadap pelaku pelaku kriminal ini.., kami akan publikasikan komentar2 anda.. msh ada perbaikan tehnis...
ReplyDeleteSangatlah miris melihat tayangan di media TV ketika sekelompok orang mengatasnakan ormas melempari rumah orang dan masuk sedangkan aparat keamanan hanya melihat saja tidak dapat berbuat apa-apa, Aparat keamanan harus bertindak berani dan tegas, jangan takut dikatakan melanggar HAM dimana letak HAMnya Para Korban penyerangan ini...
ReplyDeleteFPI harus segera dibekukan !!! Aparat penegak hukum harus segera menghukum orang2 yang sudah berbuat onar.
ReplyDeleteHarus ditindak tegas n ditangani serius krn ini menyangkut ham, pluralisme , keutuhan bangsa n nama baik bangsa kita di mata internasional
ReplyDeleteYa Aparat Penegak Hukum tidak boleh setengah hati.. terlebih yang kasih komen ini dari Canada ya.. dan sdh dibaca masyarakat Indonesia di USA dan Canada, thx semua Komennya.
Delete