Sabam Sirait : 50 Tahun Perkawinan dan Berpolitik Bersama 7 Presiden


WAJAHNUSANTARAKU.COM, Jakarta - Siapa yang tidak mengenal tokoh begawan politik Indonesia Sabam Sirait. Senin(25/03/2019) adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan keluarga besar Sabam Sirait dan Sondang br Sidabutar karena hari itu memperingati perkawinan emas yang ke 50 tahun Sabam Sirait dengan sang istri Sondong br Sidabutar. Gedung Balai Kartini jalan Gatot Subroto dikelilingi karangan bunga yang bengitu banyaknya hampir seluruh pejabat negara, partai politik, pengusaha memberikan ucapan selamat pada Sabam Sirait dan sang istri. Gedung Balai Kartini dipenuhi para undangan yang terus berdatangan memenuhi ruangan yang berkapasitas  diatas 500 orang. 


Terlihat seluruh keluarga besar Sabam anak, menantu serta para cucu serta beberapa kolega serta kader-kader partai PDIP hadir dalam ulang tahun emas perkawinan pria dari empat anak yang sepanjang hidupnya didekasikan pelayanan di bidang politik. Selain itu hadir sejumlah elite politik dan para tokoh berbaur dengan ribuan warga dari berbagai kalangan dan daerah dalam pesta 50 tahun Perkawinan politikus senior PDI Perjuangan, Sabam Sirait-Sondang Sidabutar malam itu.

Dalam perkawinan emas ayah dan ibu kandung anggota Fraksi PDIP DPR RI, Maruarar Sirait itu, sekaligus peluncuran Buku Sabam Sirait berjudul “Berpolitik Bersama 7 Presiden”. Buku ini bercerita perjalanan karir politik Sabam Sirait yang melintasi tiga zaman, orde lama, orde baru dan orde reformasi sekaligus hidup di tujuh presiden, Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.

Sejumlah pejabat negara dan elite politik dalam acara yang bernuansa adat Batak itu. Misalnya Ketua DPR Bambang Soesatyo, Menkumham Yasonna Laoly, Penasehat Ekonomi Presiden Sri Adiningsih, pengacara kondang Hotma Sitompul, Junivert Girsang, Luhut Pangaribuan, Ketua DPRD DKI Prasetyo, politisi PDI perjuangan Hendrawan Supratikno dan politisi muda PDIP Kota Depok, Andi Sopiandi, ketua umum dan Sekum PGI Pdt Dr Henriete Lebang dan Pdt Gomar Gultom MTh, Ketua Umum Yakom Bernard Nainggolan, Pdt Suyapto Tandyawasesa dari BPH GBI, Pdt Albertus Patty dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya.


Selain para elite, acara dihadiri ratusan warga simpatisan Maruarar Sirait dari Subang, Sumedang, Majalengka, Kota Bogor, dan Cianjur. Tidak hanya itu, anak, menantu, dan cucu Sabam Sirait-Sondang br Sidabutar serta kerabatnya terlihat bahagia. Pesta 50 tahun perkawinan salah satu pendiri  PDIP itu terlihat mewakili kebinekaan bangsa Indonesia yang demikian harmonis walau berbeda suku, ras dan agama.



Maruarar Sirait putra sulungnya, biasa dipanggil Ara mewakili keluarga mengaku bahagia dan terharu karena ulang tahun perkawinan emas orangtuanya dihadiri koleganya yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Bahkan, banyak yang datang dari daerah luar Jakarta “Terima kasih sudah datang dari jauh untuk hadir bersama-sama menemui bapak kami,  Saya sangat bangga dan merasa sangat dihargai.” Ucapnya terharu.



Dalam perayaan Hut emas Sabam Sirait dan Sondang Br Sidabutar ini acara diawali dengan pembacaan doa yang dibacakan oleh dua tokoh agama antaranya KH Choirul Anam, ulama asal Cianjur yang merupakan Ketua MUI dan Ketua PCNU Cianjur, Jawa Barat. Sementara dari tokoh agama Kristen dibacakan ephorus emeritus SAE Nababan yang juga mantan ketua umum Persekutuan Gereja Gereja di Indonesia (PGI). Tentu saja Kehadiran dan pembacaan doa oleh KH Khoirul Anam membuktikan Indonesia tanpa perbedaan dan tanpa diakriminasi. Inilah menjadi kekuatan bangsa.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan ke 50. Ia mengaku takjub atas kebersamaan Sabam Sirait-Sondang br Sidabutar dalam mengarungi mahligai rumah tangga. “Seorang politisi jam kerjanya tidak jelas. Ulangtahun emas perkawinan Pak Sabam dengan Ibu Sondang, ini dahsyat dan luar biasa.  Langgeng mengarungi pernikahan, ” ungkap Bambang. 

Disisi lain Ketua DPR juga mengapresiasi peluncuran buku politisi senior Sabam Sirait  yang berjudul “Berpolitik Bersama 7 Presiden”. Di buku terbarunya ini, deklarator PDI pada tahun 1973 yang lahir pada 13 Oktober 1936 akan mengisahkan perjalanan panjang di gelanggang politik. Pak Sabam seorang politisi yang konsisten tidak seperti sekarang orang bisa berganti-ganti partai dulu begitu memuja pak Jokowi sekarang sebaliknya, tetapi ada juga dulu yang menghujat pak Jokowi sekarang membela juga. Bamsoet juga menyampaikan kalau dulu perdebatan sengit kerap terjadi untuk mempertahankan idiologi, idialisme tapi untuk saat ini disenayan biasa saja beda pendapat itu biasa dan tidak pernah ribut tapi jika beda pendapatan itu yang bikin ribut. Candaan ini membuat para undangan tertawa. Bamsoed   mengajak generasi muda bisa meneladani apa yang telah dilakukan oleh Pak Sabam yang tetap konsisten dan terukur dalam mempertahankan idiologi  politiknya. 

Sementara Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly yang memanggil Sabam Sirait dengan sebutan Abang, pernikahan yang diarungi pasangan Sabam Sirait-Sondang br Sidabutar merupakan suri tauladan bagi semua dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Apalagi, Sabam Sirait melalui perjalanan hidup yang tak selalu manis. Namun, kedua pasangan ini tetap utuh hingga usia senja. “Kalau Pak Bambang (Ketua DPR RI) bilang dahsyat, saya sebut Paten. Karena 50 tahun bukan perjalanan sebentar. Abang (Sabam Sirait) harus selalu sehat. Nah, supaya Abang tetap sehat, maka harus terus didorong berpolitik makanya mohon dukungannya kalau saat ini Bang Sabam maju kembali menjadi anggota DPD RI,” ujar Yasonna dengan nada kelakar, yang disambut gelak tawa keluarga dan undangan.
 
Pak Sabam Sirait dalam sambutannya bercerita bagaimana perjalanan hidupnya yang sebetulnya sakit bahkan ada dokter yang menvonis umurnya tak panjang karena penyakit pembuluh darahnya. Namun puji syukur kalau itu tak terbukti malahan kini sampai usia 84 tahun. Untuk itu Sabam mengucap syukur karena anak mantu dan cucu sangat menyayanginya. Ungkapan jujur juga disampaikan Sondang br Sidabutar bagaimana kisah perjalanan kebersamaan dengan Pak Sabam hingga lima puluh tahun. Kebersamaan dengan Pak Sabam sebagai politisi di mana acapkali meninggalkan rumah, Pulang tak menentu bisa hingga jam 4 pagi baru beberapa saat istirahat sudah pergi kembali. Namun demikian Sondang sadar dan tidak marah sebab suami tercinta memang hidupnya utuk melayani rakyat melalui perjuangannya di bidang politik.
 
Ada kisah menarik bagaimana suaminya selalu bilang tak punya uang, karena uang yang didapatkan seringkali untuk membantu pergerakan juga adik-adiknya. Hingga suatu kali dirinya menemukan uang dalam kantongnya lalu diambil diam-diam. Hingga suatu ketika Pak Sabam bilang kalau uangnya hilang. Saat itu Sondang pura-pura tak tahu, malah kemudian balik bertanya katanya tak punya uang kok uangnya hilang. Rupanya Pak Sabam menyimpan uang tersebut mau membantu adiknya. Padahal bangunan rumahnya sendiripun belum selesai. Semua itu dikenang Sondang saat didaulat memberikan sambutan di depan para tamu undangan. 


0 Response to "Sabam Sirait : 50 Tahun Perkawinan dan Berpolitik Bersama 7 Presiden"

Post a Comment

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.