WAJAHNUSANTARAKU.COM, Jakarta - Apresiasi di berikan kepada Komisi Germasa GPIB Sumber Kasih Jakarta Selatan atas terselenggaranya kegiatan Diskusi Nasional dengan topik “Membangun Indonesia Damai” Sabtu (19/01/2019) Ruang Serbaguna GPIB Sumber Kasih, Lebak Bulus Jakarta Selatan. Adapun Seminar ini dinilai sangat baik oleh Jemaat maupun para hadirin yang terdiri dari berbagai gereja. Tujuan Diskusi ini adalah sebagai bahan Penyegaran Pengetahuan Sosial Demokrasi menjelang pemilu sekaligus sosialisasi tentang rencana kegiatan gereja dan pemerintah dalam menghadapi pemilu legislatif dan Pilpres. Masukan dan Informasi yang disampaikan para pembicara sangat berguna bagi Jemaat dan peserta diskusi karena informasi dan pengetahuan yang disampaikan sesuai dengan kapasitas dan bidangnya masing-masing narasumber mengimplementasikannya dengan tepat sasaran dan waktu.
Menurut Andi
Widjajanto Pengamat Sosial Politik (Pendekatan secara Politik) :
Di dalam bangsa
ini kita sebagai masyarakat minoritas diharapkan dapat berpikir mayoritas agar
secara bersama-sama dapat memperjuangkan kepentingan pluralisme yang bertujuan
untuk kemanusiaan dan kepentingan bangsa
dan negara. Gereja diharapkan tidak ikut masuk di dalam politik seperti
membentuk partai. Gereja sebaiknya menempatkan posisinya sebagai lembaga
keagamaan yang dapat mengayomi dan menjadi panutan bagi semua unsur Jemaat
agama dan masyarakat.
Pendapat Pdt. Manuel E. Raintung
(ketum PGIW DKI Jakarta) “Dalam suasana politik saat ini Gereja mempunyai
tanggung jawab untuk mengedukasi jemaatnya agar mendapatkan pengetahuan tentang
peta suasana kebangsaan negara kita saat ini hal ini agar kita sebagai umat
Allah dapat tetap selalu menjadi garam dan terang bagi kehidupan bangsa dan
bernegara. PGI sedang menyiapkan program terdekat yaitu sosialisasi pelaksanaan
pemilu yang akan mengundang gereja-gereja atau perwakilannya untuk dapat
mengikuti dan selanjutnya menterjemahkan kepada jemaatnya mengenai proses
pemilu legislatif dan pemilihan Presiden tahun 2019. Sebagai umat Allah hak
pilih kita wajib digunakan tidak harus memilih sesama umat namun yang paling
penting kita mendapatkan informasi terkini mengenai Calon Legislatif yang akan
menjalankan tugas legislatif nya ke depan Apakah dapat mengakomodasi kepentingan
kita dan secara bersama Sesuai dengan amanat undang-undang Dasar 45 dan
Pancasila”.
Tanggapan Merpin Panjaitan
Akademisi dan Penulis Buku (Pendekatan secara sosial) :
Pada dasarnya asas demokrasi
itu mempunyai cacat bawaan yaitu skala ukurnya menggunakan jumlah terbanyak.
Hal ini dalam implementasinya dalam kacamata sosial dapat menimbulkan
perdebatan karena teori dan kebutuhan belum tentu dapat terakomodasi dengan
baik. Ketika kita berbicara tentang pluralisme maka dengan menggunakan asas
demokrasi kita akan berbenturan kepada peraturan dan hukum maka dengan ini
untuk menciptakan suatu kerukunan sosial dalam menciptakan Indonesia sebagai
rumah bersama membutuhkan teori teori penyesuaian baru.
Tanggapan dari peserta diskusi
Bapak Dandy Capryanto Hermawan (ketua Komisi Germasa GPIB Pasar Minggu) ; Menyoroti incident pemasangan
banner intoleransi pada daerah Kelurahan Jagakarsa pertengahan Januari 2019
dengan kalimat “Pokoknya dilarang membangun Gereja bagi umat Kristiani karena
mayoritas penduduknya Islam”. Bapak Dandy berpendapat bahwa semua warga
Kristiani ataupun non muslim punya tanggung jawab untuk melaporkan dan
bertindak mengamankan tulisan-tulisan seperti demikian karena sudah dianggap
melanggar hukum dan bersifat intoleransi yang lebih parah daripada ini kalimat
seperti ini akan menjadi provokasi / kawan-kawan muslim yang pada dasarnya
mempunyai hubungan baik dengan masyarakat dengan agama yang berbeda di tempat
itu kebetulan pada malam harinya memang direncanakan ada pengajian di tempat
pemasangan banner tersebut dikawatirkan dan terindikasi ada upaya provokasi
untuk membangkitkan semangat keislaman yang kurang sehat / Jemaat pengajian
terutama yang masih labil atau muda ketika melihat tulisan tulisan tersebut
paling tidak dapat merusak wacana berpikir Jemaat pengajian atau memancing
mereka untuk tidak dapat berpikir secara sempurna dari keimanannya. Apabila
kita menemukan hal yang seperti ini maka kita harus berani mengambil tindakan
yang bersifat spontanitas untuk kepentingan semua golongan yang merupakan
representative kebhinekaan dan pluralism.
Berita terkait : Spanduk Intoleran
Vidio terkait aksi Intoleran
Berita terkait : Spanduk Intoleran
Penulis ; Dandy CH kontributor
Kairospos dan wajahnusantaraku.com.
Editor : Thony Ermando.
Editor : Thony Ermando.
0 Response to "Membangun Indonesia Damai"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.