Koopssusgab Siap Hadapi Teroris, Percepat Bertemu Bidadari



WAJAHNUSANTARAKU.COM, Jakarta - Rentetan serangan teroris di kota Surabaya Minggu pagi (13/05/2018) membuat masyarakat terpengarah dan dalam situasi yang mencekam, seakan para teoris ini ingin melanjutkan terror mereka setelah sebelumnya membuat kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jabar.
Tentu saja masyarakat meminta jaminan keamanan mereka pada Pemerintah, disisi lain Pemerintah terbelenggu dengan mandegnya UU no.15 tentang Terorisme.
Keputusan Pemerintah untuk menghidupkan kembali Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI.  Adalah pilihan tepat untuk menenangkan masyarakat dan menghambat gerak langkah kelompok teroris dan menumpasnya hingga keakarnya seperti kelompok DI/TII.
Koopssusgab pertama kali dibentuk pada tahun 2015, ketika Moeldoko masih menjadi Panglima TNI. Namun pasukan elit TNI yang bertujuan Kontraterorisme itu dibekukan pada masa Gatot Nurmantyo menjadi panglima TNI. 
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui Koopssusgab TNI dibentuk kembali. Pasukan elit TNI itu dikatakannya akan diresmikan oleh Marsekal Hadi Tjahjanto, Panglima TNI saat ini sekaligus yang akan mengomando Koopssusgab TNI ke depannya. 
Menurut Moeldoko, Koopssusgab TNI kini sudah mulai berjalan. Menurutnya, tidak perlu menunggu revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Teroris untuk membentuk komando pasukan elit TNI itu.   
"Sekarang ini peran Koopssusgab TNI tetap membantu kepolisian. Nanti kalau undang-undang (UU Antiterorisme) sudah turun, kami akan sesuaikan," kata dia di Istana Presiden, Rabu, 16 Mei 2018.
Menurut dia, Koopssusgab TNI merupakan prajurit pilihan dari tiga matra TNI. Pasukan elit itu dikatakannya telah dipersiapkan dengan baik.
"Secara infrastruktur dan kapasitas, mereka setiap saat bisa digerakkan ke penjuru manapun dalam tempo yang secepat-cepatnya," ujar dia. 
PROFIL KOOPSSUSGAB

1. Satgultor TNI-AD.
Satuan Penanggulan Teror atau SatGultor adalah pasukan anti teror yg anggota2nya direkruit dari personil Komando Pasukan Khusus TNI-AD. Cikal bakal pasukan ini berawal dari operasi pembebasan Pesawat Garuda Woyla tahun 1981 di Bangkok yg saat itu dibajak teroris yg menamakan dirinya Komando Jihad.

2. Denjaka TNI-AL
Detasemen Jalamengkara atau Denjaka adalah satuan anti teror aspek laut yg personalnya direkruit dari satuan2 khusus yg ada di TNI-AL seperti Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Satuan Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir. Jadi Denjaka ini inti dari satuan elit TNI-AL karena hasil dari seleksi pasukan khusus yg dimiliki TNI-AL.

3. Denbravo-90
Detasemen Bravo 90 (Satbravo-90) adalah satuan pelaksana operasi khusus Korps Pasukan Khas TNI-AU seperti penanggulangan teror udara, penguasaan pangkalan udara dan sabotase pangkalan udara musuh.
Meski ketiga satuan tersebut berkategori anti teror namun kemampuannya lebih dari sekedar penanggulangan teror seperti intelijen dan kontra intelijen, perang kota, infiltrasi dan sabotase.

Seluruh personilnya harus menguasai berbagai macam jenis senjata baik senjata standar militer modern maupun senjata2 tradisional dan senjata inkonvensional. Selain itu mereka juga ahli pelacak dan yg pasti pergerakan mereka senyap, cepat dan mematikan.

Bagi pasukan anti teror Jerman, Grenzschutzgruppe-9 (GSG-9) Satgultor adalah pasukan yg patut diperhitungkan. Bagi US Navy Seal, Denjaka adalah mitra latihan tahunan sebab banyak kemampuan Denjaka yg tidak dimiliki US Navy Seal. Dan bagi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China, Detasemen Bravo-90 adalah guru terbaik bagi mereka.


0 Response to "Koopssusgab Siap Hadapi Teroris, Percepat Bertemu Bidadari"

Post a Comment

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.