Presiden Ingin Kerja Sama Lebih Konkret dengan Jepang di Bidang Infrastruktur

WAJAHNUSANTARAKU.COM, Bogor -Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan utusan khusus Perdana Menteri Jepang yang juga menjabat sebagai Presiden Liga Parlemen Jepang-Indonesia Toshihiro Nikai. Kedatangan Nikai beserta rombongan disambut langsung oleh Presiden di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 19 Januari 2018.

Kunjungan Nikai ke Indonesia dimaksudkan untuk menghadiri rangkaian acara pembukaan 60 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang. Saat pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, keduanya turut membahas seputar kerja sama kedua negara.

"Di dalam pertemuan tadi dibahas mengenai perkembangan kerja sama yang menyangkut infrastruktur. Banyak sekali proyek infrastruktur yang dilakukan Indonesia dengan Jepang," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono usai pertemuan.

Basuki mengatakan bahwa dalam pertemuan yang berlangsung sekira 45 menit, Presiden Joko Widodo menginginkan peringatan hubungan baik yang telah berlangsung itu diwujudkan dalam bentuk kerja sama yang lebih konkret. Ditambahkan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, selain infrastruktur, Presiden juga mendorong bentuk kerja sama lainnya dengan Jepang.
"Ada diskusi juga mengenai kerja sama yang bersifat lingkungan hidup, misalnya untuk Sungai Citarum. Wakil Menteri Lingkungan Hidup Jepang juga akan meninjau Sungai Citarum untuk penjajakan awal kerja sama apa yang dapat dilakukan Indonesia dengan Jepang," sambung Menlu Retno LP Marsudi.

Menlu juga mengungkapkan bahwa terdapat enam proyek yang dibicarakan oleh delegasi tersebut kepada Presiden Joko Widodo. "Jadi ada enam proyek yang dilaporkan oleh Mr. Hiroto Izumi, Special Advisor for Prime Minister di bidang infrastruktur," tuturnya.

Keenam proyek tersebut ialah pembangunan pelabuhan Patimban, MRT fase pertama, kereta api Jakarta-Surabaya, Tol Sumatra, blok Marsela, dan proyek di bidang perikanan.
Mengenai pelabuhan Patimban, Menlu mengatakan bahwa peletakan batu pertama akan dilakukan pada Mei 2018 mendatang sehingga diharapkan untuk dapat beroperasi pada Maret 2019.
Terkait hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menjelaskan bahwa pihaknya sedang bekerja untuk menentukan pihak yang mengoperasikan pelabuhan tersebut nantinya.

"Kita bekerja simultan, sedang menentukan operatornya. Operator adalah gabungan antara Indonesia dan Jepang, tetapi mayoritas Indonesia. Bahkan nanti ada saham Merah Putih sehingga kita yang menentukan jalannya operasi dari perusahaan itu," tuturnya.

Mengenai pembangunan kereta api Jakarta-Surabaya, kedua pihak telah mengarahkan pembicaraan mengenai teknologi yang akan digunakan. Untuk itu, akan dilakukan studi kelayakan lebih lanjut untuk menindaklanjuti hal tersebut.

"Kita ingin studi itu lebih detail dan kita harapkan tidak mahal karena ada kecenderungan kalau kita sudah menunjuk suatu negara tertentu kurang efisien. Oleh karenanya kita minta dilakukan studi kelayakan sekali lagi dan bulan Maret akan selesai," ujar Budi.
Adapun mengenai kerja sama pembangunan MRT, diharapkan pada akhir 2018 ini moda transportasi massal tersebut dapat diuji coba sehingga dapat dioperasikan awal 2019 mendatang.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.





Sumber :
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin

0 Response to "Presiden Ingin Kerja Sama Lebih Konkret dengan Jepang di Bidang Infrastruktur"

Post a Comment

1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL

Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.