Wajahnusantaraku.com, Jakarta
- Situasi ekonomi saat ini pada kinerja Jokowi memiliki beban, karena banyaknya
kita melakukan pinjaman kepada Negara lain yang harus untuk di lakukan
pembayaran secara rutin. Pembangunan ekonomi sebenarnya meningkat namun adanya
salah rencana yang di terapkan. Pada 27
maret 2015, Indonesia mendapatkan pinjaman 400 triliun dari China hal tersebut merupakn upaya yang di
butuhkan dengan pemerataan ekonomi demikian pendapat Dr. Jhon Palinggi pada
acara Obrolan Sehat Berisi RPK 96.3 FM bekerjasama dengan PEWARNA (Persatuan
Wartawan Nasrani Indonesia) Senin (24/10/2016) di Jakarta dengan topik “Evaluasi
dua tahun Pemerintahan Jokowi-JK).
Jhon Palinggi melanjutkan “Adanya
hukum yang tidak benar sehingga banyaknya masalah yang tidak dibahas untuk di
cari solusinya, mengenai ekonomi perlu adanya perubahan legislatif, yang paling pokok merupakan jika ada mengenai
proyek ekonomi bahwa rakyat perlu untuk di jelaskan sehingga hal tersebut dapat
secara mudah di pahami.
Ujar Jhon Palinggi pengamat
sosial politik dan Ketum
Ardin, Jhon Palinggi melanjutkan “Dengan
upaya yang di lakukan Jokowi adanya perubahan yang postif namun adanya oknum
yang tidak bertanggung jawab membuat pengaruh yang tidak baik bagi negara
Indonesia karena di anggap hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan rakyat
dalam perkembangan ekonomi di Indonesia sehingga hal ini dapat memberikan
perubahan yang baru bagi negara” ungkapnya.
“Kinerja Jokowi
dipandang oleh pengamat ekonomi politik yang dimana sudah bisa dianggap
memiliki kemajuan yang besar namun karena adanya kesalahan yang tidak sesuai
yang di terapkan oleh Negara sehingga hal ini menjadi kurangnya pemerataan
ekonomi yang benar dan hal ini berpengaruh pada stabilitas ekonomi yang di
tetapkan oleh negara.
“Persoalan yang terjadi
adanya peradilan sesat pada hukum negara di Indonesia dan pemberian grasi di
berikan oleh kepala Negara bukan kepala daerah yang dimana hal tersebut menjadi
peradilan yang sesat yang berpengaruh pada ekonomi negara menurut saya menjadi
sangat polemik yang terjadi pada negara ini” terang Jhon Palinggi , “contoh hilangnya
berkas munir yang tidak di tindak lanjuti yang seharusnya perlu untuk dapat
sanksi pidana revolusi mental ini akan sangat hal baru bagi mereka yang
membahas ekonomi” tegasnya.
“Program penaataan Jokowi kepada ekonomi reformasi politik
hal itu terjadi jika ada reformasi hukum dari aspek kelembagaan dalam penegakan
hukum dari aspek Kepolisian tapi pada hakekatnya tugas keamanan untuk menjaga
keamanan.” Ujar Pak Daniel Yusmie selaku ketua LBH YAKUM PGI dan Dosen Hukum
Universitas Atmajaya Jakarta dan Universitas Kristen Indonesia. (Christina)
0 Response to "Jhon Palinggi : Pemerintahan Jokowi JK Memiliki Beban Pinjaman"
Post a Comment
1.Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan
2.No SPAM, No Live link , No Sara , No P*rn
3.Untuk Blogwalking / Mencari Backlink bisa Menggunakan OPENID , Name URL
Komentar yang tidak sesuai dengan isi Konten , Akan Langsung di Delete.